What The Hell Artinya: Arti, Penggunaan, Dan Contoh
âWhat the hell?â adalah sebuah frasa dalam bahasa Inggris yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Tapi, what the hell artinya sih sebenarnya? Nah, dalam artikel ini, kita akan membahas tuntas arti dari frasa ini, bagaimana cara menggunakannya yang tepat, serta contoh-contohnya dalam berbagai situasi. Jadi, buat kalian yang penasaran atau sering denger frasa ini tapi belum paham betul, simak terus ya!
Arti dan Asal Usul âWhat the Hellâ
Memahami Makna Dasar
Secara harfiah, arti what the hell adalah âapa neraka ini?â atau âapa-apaan ini?â. Frasa ini biasanya digunakan untuk mengungkapkan berbagai macam emosi, mulai dari kebingungan, kemarahan, keterkejutan, hingga ketidakpedulian. Jadi, tergantung konteksnya, âwhat the hellâ bisa punya banyak arti yang berbeda. Misalnya, ketika seseorang melihat sesuatu yang aneh atau tidak masuk akal, mereka mungkin akan berkata âWhat the hell is that?â (Apa-apaan itu?). Atau, ketika seseorang merasa frustrasi dan ingin menyerah, mereka bisa saja berkata âWhat the hell, Iâll just do it!â (Ah, sudahlah, aku kerjakan saja!). Intinya, frasa ini sangat fleksibel dan bisa digunakan dalam berbagai situasi.
Asal Usul dan Sejarahnya
Meskipun sulit untuk menentukan secara pasti kapan dan bagaimana frasa âwhat the hellâ mulai digunakan, frasa ini sudah cukup lama menjadi bagian dari bahasa Inggris sehari-hari. Penggunaan kata âhellâ sendiri sebagai ekspresi sudah ada sejak lama, dan penambahan âwhat theâ di depannya hanya memperkuat intensitas emosi yang ingin disampaikan. Dalam sejarahnya, penggunaan kata âhellâ seringkali dianggap tabu atau kasar, terutama di lingkungan yang lebih formal. Namun, seiring berjalannya waktu, frasa ini menjadi lebih umum dan diterima dalam percakapan sehari-hari, meskipun tetap perlu diperhatikan konteks dan lawan bicara.
Variasi dan Ekspresi Serupa
Selain âwhat the hell,â ada juga beberapa variasi dan ekspresi serupa yang bisa digunakan untuk menyampaikan emosi yang sama. Beberapa di antaranya adalah:
- What the heck: Ini adalah versi yang lebih sopan dari âwhat the hell,â cocok digunakan di lingkungan yang lebih formal atau saat berbicara dengan orang yang lebih tua.
- What in the world: Frasa ini juga digunakan untuk mengungkapkan kebingungan atau keterkejutan.
- What on earth: Mirip dengan âwhat in the world,â frasa ini juga menekankan rasa heran atau tidak percaya.
- The hell: Kadang-kadang, orang juga menggunakan âthe hellâ saja untuk mengungkapkan kemarahan atau frustrasi.
Dengan mengetahui variasi-variasi ini, kalian bisa lebih fleksibel dalam memilih ekspresi yang paling sesuai dengan situasi dan lawan bicara.
Penggunaan âWhat the Hellâ yang Tepat
Konteks yang Sesuai
Salah satu kunci utama dalam menggunakan âwhat the hellâ adalah memahami konteks yang sesuai. Frasa ini tidak cocok digunakan dalam situasi formal, seperti presentasi bisnis, wawancara kerja, atau saat berbicara dengan atasan atau orang yang lebih tua. Di lingkungan seperti itu, penggunaan bahasa yang lebih sopan dan formal sangat dianjurkan. Namun, dalam percakapan santai dengan teman, keluarga, atau kolega yang akrab, âwhat the hellâ bisa menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan emosi atau perasaan kalian. Intinya, selalu pertimbangkan siapa lawan bicara kalian dan di mana kalian berada sebelum menggunakan frasa ini.
Tingkat Formalitas
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, âwhat the hellâ termasuk dalam kategori bahasa informal. Oleh karena itu, penting untuk menghindari penggunaannya dalam situasi-situasi yang membutuhkan tingkat formalitas tinggi. Jika kalian tidak yakin apakah frasa ini cocok digunakan atau tidak, lebih baik memilih alternatif yang lebih sopan, seperti âwhat is going on?â atau âwhat is happening?â. Dengan begitu, kalian bisa menghindari risiko menyinggung atau membuat orang lain merasa tidak nyaman.
Contoh Penggunaan yang Benar dan Salah
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut adalah beberapa contoh penggunaan âwhat the hellâ yang benar dan salah:
- Benar:
- Saat teman kalian melakukan sesuatu yang bodoh: âWhat the hell are you doing?â (Apa yang sedang kamu lakukan?).
- Saat kalian merasa frustrasi dengan tugas yang sulit: âWhat the hell, Iâll just ask for help.â (Ah, sudahlah, aku minta bantuan saja).
- Saat kalian melihat sesuatu yang aneh di jalan: âWhat the hell is that thing?â (Apa-apaan benda itu?).
- Salah:
- Saat berbicara dengan CEO perusahaan: âWhat the hell do you want?â (Apa maumu?).
- Saat memberikan pidato formal: âAnd then, what the hell happened wasâŠâ (Dan kemudian, apa yang terjadi adalahâŠ).
- Saat menulis email kepada dosen: âWhat the hell are the requirements for this assignment?â (Apa saja persyaratan untuk tugas ini?).
Dengan melihat contoh-contoh ini, kalian bisa lebih memahami bagaimana cara menggunakan âwhat the hellâ dengan tepat dan menghindari kesalahan yang umum terjadi.
Contoh Penggunaan âWhat the Hellâ dalam Percakapan Sehari-hari
Ekspresi Keterkejutan
âWhat the hellâ sering digunakan untuk mengungkapkan keterkejutan atau keheranan. Misalnya, bayangkan kalian sedang berjalan di taman dan tiba-tiba melihat seekor tupai mengenakan topi mini. Reaksi yang mungkin muncul adalah âWhat the hell?!â (Apa-apaan?!). Atau, ketika kalian membuka kulkas dan menemukan bahwa semua makanan favorit kalian telah habis, kalian mungkin akan berkata âWhat the hell happened here?â (Apa yang terjadi di sini?). Dalam situasi-situasi seperti ini, âwhat the hellâ berfungsi sebagai cara untuk mengekspresikan rasa tidak percaya atau kebingungan kalian terhadap sesuatu yang tidak terduga.
Ekspresi Kemarahan atau Frustrasi
Selain keterkejutan, âwhat the hellâ juga bisa digunakan untuk mengungkapkan kemarahan atau frustrasi. Misalnya, ketika kalian sudah berusaha keras untuk menyelesaikan suatu proyek, tetapi tiba-tiba komputer kalian hang dan semua pekerjaan kalian hilang, kalian mungkin akan berteriak âWhat the hell!â (Sialan!). Atau, ketika kalian terjebak dalam kemacetan lalu lintas yang parah dan terlambat untuk janji penting, kalian bisa saja berkata âWhat the hell is going on with this traffic?â (Apa yang terjadi dengan lalu lintas ini?). Dalam kasus ini, âwhat the hellâ membantu kalian melampiaskan emosi negatif yang kalian rasakan.
Ekspresi Ketidakpedulian atau Pasrah
Kadang-kadang, âwhat the hellâ juga digunakan untuk mengungkapkan ketidakpedulian atau sikap pasrah terhadap suatu situasi. Misalnya, ketika kalian sedang mempertimbangkan untuk mengambil risiko besar, tetapi merasa ragu-ragu, kalian mungkin akan berpikir âWhat the hell, Iâll just go for it!â (Ah, sudahlah, aku akan mencobanya!). Atau, ketika kalian sudah mencoba segala cara untuk memperbaiki sesuatu, tetapi tidak berhasil, kalian bisa saja berkata âWhat the hell, itâs not worth it.â (Ah, sudahlah, tidak sepadan dengan usaha). Dalam konteks ini, âwhat the hellâ menunjukkan bahwa kalian sudah mencapai titik di mana kalian tidak lagi peduli dengan konsekuensi atau hasil akhirnya.
Contoh dalam Dialog
Untuk memberikan gambaran yang lebih konkret, berikut adalah beberapa contoh penggunaan âwhat the hellâ dalam dialog:
- Dialog 1:
- A: âI just saw Sarah kissing John!â (Aku baru saja melihat Sarah mencium John!).
- B: âWhat the hell? But sheâs dating Michael!â (Apa-apaan? Tapi dia kan pacaran sama Michael!).
- Dialog 2:
- A: âI failed the exam.â (Aku gagal ujian).
- B: âWhat the hell? You studied so hard!â (Apa-apaan? Kamu kan sudah belajar keras!).
- Dialog 3:
- A: âIâm thinking of quitting my job and traveling the world.â (Aku sedang berpikir untuk berhenti kerja dan keliling dunia).
- B: âWhat the hell, go for it! You only live once.â (Ah, sudahlah, lakukan saja! Kamu kan cuma hidup sekali).
Dengan melihat contoh-contoh dialog ini, kalian bisa lebih memahami bagaimana âwhat the hellâ digunakan dalam percakapan sehari-hari dan bagaimana frasa ini bisa menambahkan warna dan emosi pada komunikasi kalian.
Kesimpulan
Jadi, what the hell artinya adalah sebuah frasa serbaguna yang bisa digunakan untuk mengungkapkan berbagai macam emosi, mulai dari keterkejutan, kemarahan, frustrasi, hingga ketidakpedulian. Meskipun frasa ini cukup umum digunakan dalam percakapan sehari-hari, penting untuk selalu mempertimbangkan konteks dan lawan bicara sebelum menggunakannya. Hindari penggunaan âwhat the hellâ dalam situasi formal atau saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau atasan. Namun, dalam percakapan santai dengan teman dan keluarga, frasa ini bisa menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan emosi dan perasaan kalian. Dengan memahami arti, penggunaan, dan contoh-contohnya, kalian bisa menggunakan âwhat the hellâ dengan lebih percaya diri dan tepat.
Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang apa itu what the hell! Jangan ragu untuk menggunakan frasa ini dalam percakapan kalian, tetapi selalu ingat untuk mempertimbangkan konteks dan situasi yang tepat. Sampai jumpa di artikel berikutnya!